BAB 2
PERLAWANAN MENENTANG
KOLONIALISME BANGSA BARAT
A.
Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Kolonialisme Barat
1.
Perlawanan Rakyat terhadap Kolonialisme Portugis.
a.
Perlawanan rakyat Aceh
Kerajaan Aceh merupakan saingan terberat dalam dunia
perdagangan. Kemajuan Aceh membuat Portugis selalu berusaha menghancurkannya,
tetapi selalu mengalami kegagalan. Kemunduran Aceh mulai terlihat setelah
Iskandar Muda wafat dan penggantinya adalah Sultan Iskandar Thani. Saat
Iskandar Thani memimpin Aceh masih dapat mempertahankan kebesarannya, tetapi
setelah Aceh dipimpin oleh Sultan Safiatuddin Aceh tidak dapat mempertahankan
kebesarannya.
b.
Perlawanan rakyat Maluku
Bangsa Eropa yang menemukan Maluku adalah Portugis, pada
tahun 1512. Dua armada Portugis, masing-masing
di bawah pimpinan Anthony d’Abreu dan Fransisco Serau mendarat di
kepulauan Banda dan Penyu. Kedatangan Portugis yang berikutnya pada tahun 1513,
Ternate merasa di rugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam memperoleh
keuntungan melalui monopoli rempah-rempah. Sultan Trnat mnyrukan untuk mngusir
Portugis dri Maluku. rakyat trnat yang dipimpin olh Sultan Hairun dapat
mlakukan prlawanan kpada Portugis, namun dapat diprdaya olh Portugis hingga
akhirnya twas trbunuh didalam Bntng Duurstd. Prawanan rakyat trnat dilanjutkan
olh Sultan Baabullah(Putra sultan Hairun). Tahun 574 Portugis angkat kaki dari trnat
dan trusir k Tidor dan Ambon.
2.
Perlawanan rakyat terhadap VOC.
a.
Perlawanan rakyat Mataram.
1.
Sultan Agung
Kerajaan Aceh mencapai puncak pada masa Sultan Agung. Cita cita Sultan Agung
adalah menyatukan
kerajaan-kerajaan Jawa di Mataram.
Sultan Agung mengadakan
penyerangan ke Batavia pertama kali tahun. Pasukan pertama di pimpin oleh Tumenggung Bahurkso dan
pasukan kedua dipimpin
oleh Tumenggung Agulagul, kyai Dipati
Mandurorjo, kyai Dipati Upusonto, dan Dipati Ukur. Namun serangan ini mengalami kegagalan. Sultan Agung kembali menyerang Batavia untuk kedua kalinya di bawah
pimpinan Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Serangan ini juga mengalami kegagalan, sebab VOC lah mengetahui persiapan Sultan Agung.
Dalam peperangan itu gubenur jendral VOC, J.P.Con meninggal akibat penyakit colera.
2.
Perlawanan Trunojoyo
Sultan Agung digantikan oleh putranya, Amangkurat I. Amangkurat
I menjalin
hubungan baik dengan VOC. Pangeran Adipati Anom(amangkurat II) menentang Amangkurat I. Adipati
Anom dan trunojoyo, pangeran dari Madura yang membenci Amangkurat I dan bersengkongkol untuk melawan Amangkurat I. Sikap mulai berubah
dan membuat Adipati Anom tidak senang. Iapun berkerja sama dengan VOC untuk menjatuhkan trunojoyo dengan imbalan VOC akan mendapatkan hak monopoli dan
memungut pajak di panjang
pantai utara Jawa. trunojoyo diserahkan kepada Amangkurat II yang kemudian menikamnya sampai mati.
3.
Perlawanan Untung Surapati
Untung adalah budak dari Bali yang di bawa ke Batavia. Belanda menawari
Untung jabatan kemiliteran, dengan pangkat letnan(pangkat tertinggi di VOC
untuk bumiputra waktu itu). Dia diminta untuk membujuk Pangeran Purbaya untuk
menghentikan serangannya terhadap Belanda. Usahanya berhasil, tapi tiba-tiba
datang Daandrig(ltnan muda) Williem Kuffler dengan pasukannya yang menghina
Pangeran Purbaya. Untung pun kembali melawan Belanda. Di Cirebon Untung di beri
nama surapati oleh sultan cirebon. Kapten Fransisco Tack tiba di Kartasura pada
bulan Februari 1686 untuk menangkap untung. Dalam pertempuran itu pasukan VOC
hancur dan Kapten Tack tewas ditangan Untung
Surapati.Untung Surapati mengangkat dirinya sebagai bupati Pasuruan bergelar
Tumenggung Wirangara. Tahun 1703, terjadi perebutan tahta antara Amangkurat III
dengan Pangeran Puger. Tahun 1704 Pangeran Puger menjadi Pakubuwana I dengan dukungan VOC. Tahun 1705
Amangkurat III di usir dari Kartasura dan berlindung ke Pasuruan. Pada bulan
September 1706 gabungan pasukan VOC, Kartasura, Madura, dan Surabaya dipimpin
oleh Mayor Goovert Knole menyerbu Pasuruan. Pertempuran di Benteng Bangil
akhirnya menewaskan Untung Surapati alias Wiranegara tanggal 17 Oktober 1706.
4.
Perlawanan Raden Mas Said.
Perlawanan
Raden Mas
Said diawali dengan
sikap anti terhadap
VOC, Paku Buwana II menugaskan adiknya, Pangeran Mangkubumi untuk mengenyahkan kaum pemberontak dengan janji akan memberikan hadiah tanah di Sukowai. Usaha
Mangkubumi berhasil, tapi
Paku Buwana II ingkar janji, sehingga Mangkubumi melakukan pemberontakan bersama-sama dengan Mas Said. Perjanjian Giyanti berisi bahwa Mataram di bagi
mnjadi 2, bagian barat di bagikan kepada Mangkubumi yang diizinkan bergelar Hamengku Buwana I dan mendirikan keraton di Jogyakarta sedangkan timur diberikan kepada Paku Buwana III. Pemberontakan Mas Said terus berlangsung hingga Kasunanan Surakarta di bagi
mnjadi 2, yaitu Kasunanan Surakarta dan mangkungaran sedangkan Kasultanan
Yogyakara di bagi mnjadi 2,yaiu Kasultanan Yogyakara dan Paku Alaman.
b.
Perlawanan rakyat Banten
Banten mencapai puncak kejayaanya pada masa pemerintahan Abdul Fatah(Sultan
Ageng trisaya). Sultan Ageng trisaya mengadakan perlawanan terhadap VOC karena menghalang-halangi perdagangan di Banten. VOC dalam menghadapi Sulan Ageng trisaya menggunakan politik devide et impera.
c.
Perlawanan rakyat Makassar
Sultan Hassanuddin menolak monopoli yang dilakukan oleh VOC. Pertempuran berlangsung tiga kali. Pertama,pada tahun pertempuran ini belum berhasil. Kedua(juga belum berhasil). Dalam pertempuran tiga VOC melaksanakan politik devide et impera, dan akhirnya sultan
Hassanuddin di paksa menandatangani Perjanjian Bongaya. Karena kegigihannya melawan VOC Sultan Hasanuddin dijuluki ‘Ayam Jantan dari timur.’
d.
Perlawanan Pangeran Diponegoro
Sebab-sebab perang Diponegoro adalah rencana pembuatan jalan yang melintasi tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro tidak meminta izin terlebih dahulu kepada Pangeran Diponegoro. VOC menggunakan siasat benteng stelsel, namun belum berhasil. Belanda mengadakan tipu muslihat dengan mengajak Pangeran Diponegoro berunding,dalam perundingan itu Pangeran Diponegoro ditangkap.
e.
Perlawanan Kaum Padri
1.
Latar belakang terjadinya perlawanan
Tujuan gerakan
Padri adalah untuk membersihkan kehidupan agama Islam dari pengaruh-pengaruh kebudayaan dan adat istiadat setempat yang dianggap menyalahi ajaran Islam.
2.
Jalan perlawanan
Tanggal 22 januari diadakan perjanjian Mosang dengan kaum Padri, namun
dilanggar oleh
Blanda. Di Natal, Tapanuli Baginda Marah Husin minta bantuan kepada kaum Padri mengusir Gubernur Belanda. Letnan Kolonel lout dengan bantuan Mayor Michis,
Natal dapat direbut. Dengan cepat hampir seluruh darah Agam dapat dikuasai oleh Blanda.
3.
Akhir perlawanan
Pasukan Padri terdsak dan Benteng Bonjol dapat dimasuki oleh pasukan Blanda menyebabkan tuanku Imam Bonjol
beserta sisa pasukannya menyerah pada tanggal 25 Okotober. Perlawanan kaum Padri terus berlangsung dipimpin olh Tuanku Tambusi. Setelah itu berakhirlah perang Padri dan Mingkabau
dikuasai oleh VOC.
Secara luas gerakan-gerakan sosial rakyat pada hakikatnya dapat digolongkan
menjadi empat golongan, yaitu:
a.
Gerakan melawan pemerasan atau peraturan keadilan
b.
Gerakan Ratu Adil
c.
Gerakan Samin
d.
Gerakan kagamaan.
B.
Perkembangan Nasrani di Indonsia.
1.
Misionaris Portugis di Indonesia
Salah sorang misionaris
yang bertugas
di Indonesia teruama
di Maluku adalah Fransisco Xavrus (15. Penyebaran agama Katholik di Maluku tersendat setelah terbunuhnya sultan Hairun
yang menimbulkan
kebencian rakyat terhadap semua orang Portugis. Setelah jatuhnya Maluku ketangan Belanda,kegiatan misionaris surut dan
diganti kegiatan zending Belanda yang menyebarkan agama Kristen Prostestan.
2.
Zending Belanda di Indonesia
VOC mendapat kekuasaan dan
tanggung jawab memajukan agama. VOC turut membiayai pendirian sekolah-sekolah dan membiayai upaya menerjemahkan injil ke dalam bahasa setempat.
Kegiatan zending VOC
di Indonesia meliputi:
a.
Menybarkan
agama Kristen Prostestan di Maluku, Sangir, talaud,
timor, tanpanuli, dan kota-kota besar di Jawa dan Sumatra
b.
Mendirikan
Nederlands Zending Genooschap(NGZ)
3.
Penyebaran Agama Nasrani di Indonesia pada Masa Kolonial.
Sejak Dandels berkuasa, agama Khatholik dan Kristen Prostestan di beri hak yang sama, dan
mulailah misionaris menyebarkan Katholik kembali. Faktor-faktor penyebab sulitnya perkembangan agama Kristen di Indonesia adalah:
a.
Agama Kristen dianggap identik dengan agama penjajahan
b.
Pemerintah kolonial tidak menghargai prinsip persamaan derajat manusia
c.
Sebagian besar rakyat Indonesia telah menganut agama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar