Kamis, 31 Oktober 2013

RANGKUMAN SEJARAH SEMESTER 1 KELAS VIII #part2


BAB 2
PERLAWANAN MENENTANG
KOLONIALISME BANGSA BARAT


A.      Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Kolonialisme Barat
1.       Perlawanan Rakyat terhadap Kolonialisme Portugis.
a.       Perlawanan rakyat Aceh
Kerajaan Aceh merupakan saingan terberat dalam dunia perdagangan. Kemajuan Aceh membuat Portugis selalu berusaha menghancurkannya, tetapi selalu mengalami kegagalan. Kemunduran Aceh mulai terlihat setelah Iskandar Muda wafat dan penggantinya adalah Sultan Iskandar Thani. Saat Iskandar Thani memimpin Aceh masih dapat mempertahankan kebesarannya, tetapi setelah Aceh dipimpin oleh Sultan Safiatuddin Aceh tidak dapat mempertahankan kebesarannya.
b.       Perlawanan rakyat Maluku
Bangsa Eropa yang menemukan Maluku adalah Portugis, pada tahun 1512. Dua armada Portugis, masing-masing  di bawah pimpinan Anthony d’Abreu dan Fransisco Serau mendarat di kepulauan Banda dan Penyu. Kedatangan Portugis yang berikutnya pada tahun 1513, Ternate merasa di rugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam memperoleh keuntungan melalui monopoli rempah-rempah. Sultan Trnat mnyrukan untuk mngusir Portugis dri Maluku. rakyat trnat yang dipimpin olh Sultan Hairun dapat mlakukan prlawanan kpada Portugis, namun dapat diprdaya olh Portugis hingga akhirnya twas trbunuh didalam Bntng Duurstd. Prawanan rakyat trnat dilanjutkan olh Sultan Baabullah(Putra sultan Hairun). Tahun 574 Portugis angkat kaki dari trnat dan trusir k Tidor dan Ambon.
2.       Perlawanan rakyat terhadap VOC.
a.       Perlawanan rakyat Mataram.
1.        Sultan Agung
Kerajaan Aceh mencapai puncak pada masa Sultan Agung. Cita cita Sultan Agung adalah menyatukan kerajaan-kerajaan Jawa di Mataram. Sultan Agung mengadakan penyerangan ke Batavia pertama kali tahun. Pasukan pertama di pimpin oleh Tumenggung Bahurkso dan pasukan kedua dipimpin oleh Tumenggung Agulagul, kyai Dipati Mandurorjo, kyai Dipati Upusonto, dan Dipati Ukur. Namun serangan ini mengalami kegagalan. Sultan Agung kembali menyerang Batavia untuk kedua kalinya di bawah pimpinan Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Serangan ini juga mengalami kegagalan, sebab VOC lah mengetahui persiapan Sultan Agung. Dalam peperangan itu gubenur jendral VOC, J.P.Con meninggal akibat penyakit colera.
2.        Perlawanan Trunojoyo
Sultan Agung digantikan oleh putranya, Amangkurat I. Amangkurat I menjalin hubungan baik dengan VOC. Pangeran Adipati Anom(amangkurat II) menentang Amangkurat I. Adipati Anom dan trunojoyo, pangeran dari Madura yang membenci Amangkurat I dan bersengkongkol untuk melawan Amangkurat I. Sikap  mulai berubah dan membuat Adipati Anom tidak senang. Iapun berkerja sama dengan VOC untuk menjatuhkan trunojoyo dengan imbalan VOC akan mendapatkan hak monopoli dan memungut pajak di panjang pantai utara Jawa. trunojoyo diserahkan kepada Amangkurat II yang kemudian menikamnya sampai mati.
3.        Perlawanan Untung Surapati
Untung adalah budak dari Bali yang di bawa ke Batavia. Belanda menawari Untung jabatan kemiliteran, dengan pangkat letnan(pangkat tertinggi di VOC untuk bumiputra waktu itu). Dia diminta untuk membujuk Pangeran Purbaya untuk menghentikan serangannya terhadap Belanda. Usahanya berhasil, tapi tiba-tiba datang Daandrig(ltnan muda) Williem Kuffler dengan pasukannya yang menghina Pangeran Purbaya. Untung pun kembali melawan Belanda. Di Cirebon Untung di beri nama surapati oleh sultan cirebon. Kapten Fransisco Tack tiba di Kartasura pada bulan Februari 1686 untuk menangkap untung. Dalam pertempuran itu pasukan VOC hancur dan Kapten Tack tewas ditangan  Untung Surapati.Untung Surapati mengangkat dirinya sebagai bupati Pasuruan bergelar Tumenggung Wirangara. Tahun 1703, terjadi perebutan tahta antara Amangkurat III dengan Pangeran Puger. Tahun 1704 Pangeran Puger menjadi  Pakubuwana I dengan dukungan VOC. Tahun 1705 Amangkurat III di usir dari Kartasura dan berlindung ke Pasuruan. Pada bulan September 1706 gabungan pasukan VOC, Kartasura, Madura, dan Surabaya dipimpin oleh Mayor Goovert Knole menyerbu Pasuruan. Pertempuran di Benteng Bangil akhirnya menewaskan Untung Surapati alias Wiranegara tanggal 17 Oktober 1706.
4.        Perlawanan Raden Mas Said.
Perlawanan Raden Mas Said diawali dengan sikap anti terhadap VOC, Paku Buwana II menugaskan adiknya, Pangeran Mangkubumi untuk mengenyahkan kaum pemberontak dengan janji akan memberikan hadiah tanah di Sukowai. Usaha Mangkubumi berhasil, tapi Paku Buwana II ingkar janji, sehingga Mangkubumi melakukan pemberontakan bersama-sama dengan Mas Said. Perjanjian Giyanti berisi bahwa Mataram di bagi mnjadi 2, bagian barat di bagikan kepada Mangkubumi yang diizinkan bergelar Hamengku Buwana I dan mendirikan keraton di Jogyakarta sedangkan timur diberikan kepada  Paku Buwana III. Pemberontakan Mas Said terus berlangsung hingga Kasunanan Surakarta di bagi mnjadi 2, yaitu Kasunanan Surakarta dan mangkungaran sedangkan Kasultanan Yogyakara di bagi mnjadi 2,yaiu Kasultanan Yogyakara dan Paku Alaman.
b.       Perlawanan rakyat Banten
Banten mencapai puncak kejayaanya pada masa pemerintahan Abdul Fatah(Sultan Ageng trisaya). Sultan Ageng trisaya mengadakan perlawanan terhadap VOC karena menghalang-halangi perdagangan di Banten. VOC dalam menghadapi Sulan Ageng trisaya menggunakan politik devide et impera.
c.        Perlawanan rakyat Makassar
Sultan Hassanuddin menolak monopoli yang dilakukan oleh VOC. Pertempuran berlangsung  tiga kali. Pertama,pada tahun pertempuran ini belum berhasil. Kedua(juga belum berhasil). Dalam pertempuran tiga VOC melaksanakan politik devide et impera, dan akhirnya sultan Hassanuddin di paksa menandatangani Perjanjian Bongaya. Karena kegigihannya melawan VOC Sultan Hasanuddin dijuluki ‘Ayam Jantan dari timur.’
d.       Perlawanan Pangeran Diponegoro
Sebab-sebab perang Diponegoro adalah rencana pembuatan jalan yang melintasi tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro tidak meminta izin terlebih dahulu kepada Pangeran Diponegoro. VOC menggunakan siasat benteng stelsel, namun belum berhasil. Belanda mengadakan tipu muslihat dengan mengajak Pangeran Diponegoro berunding,dalam perundingan itu Pangeran Diponegoro ditangkap.
e.       Perlawanan Kaum Padri
1.        Latar belakang terjadinya perlawanan
Tujuan gerakan Padri adalah untuk membersihkan kehidupan agama Islam dari pengaruh-pengaruh kebudayaan dan adat istiadat setempat yang dianggap menyalahi ajaran Islam.
2.        Jalan perlawanan
Tanggal 22 januari diadakan perjanjian Mosang dengan kaum Padri, namun dilanggar oleh Blanda. Di Natal, Tapanuli Baginda Marah Husin minta bantuan kepada kaum Padri mengusir Gubernur Belanda. Letnan Kolonel lout dengan bantuan Mayor Michis, Natal dapat direbut. Dengan cepat hampir seluruh darah Agam dapat dikuasai oleh Blanda.
3.        Akhir perlawanan
Pasukan Padri terdsak dan Benteng Bonjol dapat dimasuki oleh pasukan Blanda menyebabkan tuanku Imam Bonjol beserta sisa pasukannya menyerah pada tanggal 25 Okotober. Perlawanan kaum Padri terus berlangsung dipimpin olh Tuanku Tambusi. Setelah itu berakhirlah perang Padri dan Mingkabau dikuasai oleh VOC.

Secara luas gerakan-gerakan sosial rakyat pada hakikatnya dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu:
a.        Gerakan melawan pemerasan atau peraturan keadilan
b.        Gerakan Ratu Adil
c.         Gerakan Samin
d.        Gerakan kagamaan.

B.       Perkembangan Nasrani di Indonsia.
1.       Misionaris Portugis di Indonesia
Salah sorang misionaris yang bertugas di Indonesia teruama di Maluku adalah Fransisco Xavrus (15. Penyebaran agama Katholik di Maluku tersendat setelah terbunuhnya sultan Hairun yang menimbulkan kebencian rakyat terhadap semua orang Portugis. Setelah jatuhnya Maluku ketangan Belanda,kegiatan misionaris surut dan diganti kegiatan zending Belanda yang menyebarkan agama Kristen Prostestan.
2.       Zending Belanda di Indonesia
VOC mendapat kekuasaan dan tanggung jawab memajukan agama. VOC turut membiayai pendirian sekolah-sekolah dan membiayai upaya menerjemahkan injil ke dalam bahasa setempat.
Kegiatan zending VOC di Indonesia meliputi:
a.         Menybarkan agama Kristen Prostestan di Maluku, Sangir, talaud, timor, tanpanuli, dan kota-kota besar di Jawa dan Sumatra
b.         Mendirikan Nederlands Zending Genooschap(NGZ)
3.       Penyebaran Agama Nasrani di Indonesia pada Masa Kolonial.
Sejak Dandels berkuasa, agama Khatholik dan Kristen Prostestan di beri hak yang sama, dan mulailah misionaris menyebarkan Katholik kembali. Faktor-faktor penyebab sulitnya perkembangan agama Kristen di Indonesia adalah:
a.         Agama Kristen dianggap identik dengan agama penjajahan
b.         Pemerintah kolonial tidak menghargai prinsip persamaan derajat manusia
c.         Sebagian besar rakyat Indonesia telah menganut agama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar